Cerita Sebuah Kesedihan dan Harapan

Kutulis ini dengan sepenuh hati sepenuh jiwa, sambil mengirimkan pesan-pesan singkat aneh kepadamu.  Tulisan ini tak kubaca ulang, hanya mencoba menulis apa yang kufikirkan tentang ini. meski kau tahu aku menulis tentang kegalauan, tapi aku kurang yakin kalau kau akan membuka blog ku. Kesalahan ditanggung pembaca :p judulnya sok mantap sikit.


“Rabb, kalau memang dia bukan jodohku, maka halangilah aku bertemu dengannya,” kalimat itu menjadi penutup shalat Asharku kala itu sebelum bertemu dengan wanita yang biasa kusapa Uswa. Ya hari itu kami bakal bertemu untuk pertama kalinya. Aku tak bisa membayangkan bisa bertemu dengannya yang sudah sangat lama sekali aku perhatikan gerak geriknya di lingkungan kampus, dan hari ini kami berjanji untuk berjumpa.

Jalanan sore itu ramai sekali, seperti biasanya, tak berubah. Aku dan dia berjanji untuk berjumpa di salah satu rumah makan yang menjadikan ayam sebagai makanan utama. Sangat banyak rumah makan seperti ini du Kuta Raja. Tapi tempat ini belum pernah kukunjungi semenjak aku berada di Banda Aceh. tak masalah kupikir, karena memang kusuruh dia yang menentukan.

Aku duluan yang sampai di tempat makan itu. aku menunggumu hampir 10 menit. Rasanya waktu seperti berhenti. Aku deg degan menunggu kehadiranmu. Sudah lama aku tak meraasakan hal sekonyol ini, serius loh. 10 menit itu aku membayangkan tentangmu. Membayangkan wajahmu, membayangkan bintik-bintik merah yang sering kali kulihat di foto facebookmu. Aku ingin mengetahui apakah memang benar seperti itu atau tidak.

Sangking ingin bertemu denganmu aku sampai-sampai memikirkan apa yang harus aku lakukan ketika kau berada di hadapanku. Dan yang bodohnya lagi, aku hilang akal untuk membunuh waktu.  Hanya melihat daftar-daftar menu makan yang berada di atas meja. Dan selalu kulihat menu Lele yang tak kusukai itu.
Kau sampai juga akhirnya. Aku hanya memerkatikan wajahmu, sehingga terlupa dengan baju dan rok yang kau gunakan. Apakah baju kotak-kotak merah saat aku pertama melihatmu tahun lalu ? semoga saja tebakanku benar ya.

Aku sangat ingat saat itu, ketika kau sampai di hadapanku, belum juga kita sama-sama mengulurkan tangan. Yap itu adalah moment pertama kali kita berjumpa untuk pertama kalinya. “Lama,” katamu. “Ah gak kok, sekitar 15 menit, eh lama juga ya,” kataku agak konyol.

Banyak yang kita ceritakan saat itu, mulai dari kampus, soal teman-temanmu yang kau usir dari rumah sore itu hingga ke cerita berubah namaku ya. Itu adalah moment terindah kupikir. Kau sangat berbeda dengan yang kunilai dulu saat pertama aku memastikan namamu. Kata-kata sombong itu seketika menghilang dengan sendirinya. Kau sangat terbuka padaku, tanpa membeda-bedakan aku sudah lama kau kenal atau tidak. Tapi aku sangat senang karena keberanianmu terbuka padaku.

Jauh kita bercerita sore itu, lewat pukul 6 sore. Aku semakin terbawa dengan semua yang kau punya. Aku adalah salah satu orang yang menilai orang dari golongan darah. Dan benar saja, dengan darah O yang kau punya, sangat terlihat terbuka, senang terus, dan sangat sosialis. Semoga saja seperti itu ya.

Hari itu aku sudah memutuskan akan mengatakan apa yang aku rasa beberapa waktu ini. “aku suka kamu.” (kata-katanya gak gitu juga sih). Kalimat itu terucap tanpa komando lagi, langsung keluar tanpa ada yang mencoba menghalangi. Kau terkejut ? entahlah, aku tak mampu lagi melihat wajah. Aneh.

Banyak yang kami bahas soal itu, kau mencoba memberi mengertian dan aku mencoba untuk mengerti. Memang terlalu cepat tapi aku juga sudah mengutarakan kenapa aku bertindak seperti ini. Cukup kau tau sajalah kupikir. Sebelum kami bubar, kukatakan kalau aku menunggu jawaban itu malam besoknya sebelum aku berangkat pulang ke kampung halaman. Aku sangat ingat wajah indah itu, wajah yang membuat aku berbunga-bunga belakangan ini. Seperti orang gila saja rasanya.

Sabtu malam adalah malam yang menegangkan dari malam-malam sebelumnya. Aku seakan menunggu boocoran UN yang bakal masuk ke handphone ku. Jika dapat bocoran itu, makka aku senang, jika tidak maka aku akan sangat ketakutan untuk menjalani hari esok.

Kita sempat tertawa ya di pesan singkat. Tapi lama-lama aku juga menunggu jawaban itu, jawaban yang kuminta darimu. Dan pilihanmu adalah tak menerima apa yang kuminta. Sedih. Sangat sedih. Saat itu aku sedang tertawa dengan dofa diatas motornya saat sedang menuju terminal. Tiba-tiba tawa itu hilang, pergi digantikan dengan dengan kesedihan, kemurungan dan lainnya.

Aku tak bisa menggambarkan malam itu, dofa terus saja menhiburku supaya aku bisa ceria kembali. “Fa, gak lucu,” kukatakan saja padanya. Aku yakin dia bisa mengeri bagaimnaa kondisiku saat itu.
Aku sangat sangat sedih. Dan baru kali ini aku merasakan kesedihan yang sangat luar biasa. Tak diterima oleh orang yang benar2 kupikir kau adalah masa depanku. Aku beberapa kali memimpikan bagaimana kita di masa depan. Ahh indah sekali, tapi.. semua hanya mimpi kurasa.

Tapi asal kau tau saja, aku masih sangat berharap akan hal yang kuimpikan itu. aku sempat bertanya pada teman sejawat yang sudah kuanggap adikku sendiri. “Itulah cinta bang haha,” katanya diujung sms. Ya aku juga berfikir seperti itu. aku masih akan mencoba mengenalmu lebih jauh lagi. Mengenal sisi baik burukmu. Ya meski sampai sekarang kamu buruknya dimana.

Aku yakin Tuhan punya cara tersendiri untuk mempertemukan seorang insan dengan pasangannya kelak. Dan aku berharap itu kita. Aku tak memikirkan yang lain. Sebelum kita mencoba kita tak akan tahu hasilnya kan. Aku kan akan mencoba untuk kedua kalinya. Ttapi bukan pada waktu dekat. Agak jauh kedepan untuk memantapkan semuannya. Belakangan doaku menjadi bertambah, ingin dijodohkan denganmu oleh Rabbku. Amin. []


Comments

  1. nice story.. :D
    kalau memang jodoh pasti ada jalannya, haaaahahaahaaaa

    ReplyDelete
  2. http://jutawandomino206.blogspot.com/2017/05/kisah-nyata-love-hotel-dijepang-yang.html

    http://detik206.blogspot.com/2017/05/digrebek-polisi-remaja-di-bawah-umur.html

    http://marimenujudomino206.blogspot.com/2017/05/wah-gila-seorang-ayah-cabulin-anak.html

    http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/05/mahasiswa-ini-butuh-uang-dan-dijual-ke.html

    ReplyDelete

Post a Comment

Populer