Pergantian Tahun, Mencekam dan Penuh Harapan

Sejak sore hingga malam, Banda Aceh terus diguyur hujan. Nuansa sejuk dan tetesan air langit tak membuat masyarakat sekitar betah berada di rumah. Wajar saja, malam itu adalah penghujung tahun 2013. Kendaraan roda dua dan empat terus saja menapakkan bannya di pusat kota provinsi Aceh itu. Menyesakkan persimpangan jalan sekitar Simpang Lima.


Sepasang laki-laki dan perempuan masih berada di atas motornya. Dua orang anak juga duduk di atas motor Satria itu. Ratusan manusia memadati jalan utama Banda Aceh, berdiri seakan sedang menunggu sesuatu.

Selepas Isya, pengendara makin ramai. Dari jalan Daud Beureueh menuju pusat kota, lalu lalang kendaraan semakin membludak. Padahal masih ada seperempat malam lagi sebelum pergantian tahun 2013 ke 2014.

Anis misalnya, sejak pukul 21.00, ia bersama teman temannya khusus ke Simpang Lima hanya untuk merasakan malam tahun baru bersama ribuan masyarakat lainnya meski tak menggunakan mercon. “Gak ada, Cuma liat-liat aja,” kata mahasiswa Fakultas Hukum Unsyiah itu.

Sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Kali ini pemerintah Banda Aceh benar-benar serius melarang perayaan malam tahun baru masehi itu. 120 personil  Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah kota Banda Aceh, 100 personil dari Provinsi dan ratusan TNI Polri ikut mengamankan malam puncak tahun baru.

Pihak keamanan rencananya akan terus berada di pusat kota hingga pagi hari. Hal itu dilakukan lantaran terus memberi pengawalan agar masyarakat tidak merayakan pergantian tahun dengan membakar mercon dan hura-hura.

“Kita akan tetap berada di sini hingga besok pagi,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja – Wilayatul Hisbah, Rita Puji Astuti di sela-sela melakukan pengamanan di depan supermarket Pante Pirak Simpang Lima.

Wanita bertubuh bongsor itu mengatakan, pemberitahuan terhadap larangan pemerintah kota Banda Aceh terhadap perayaan malam tahun baru  sudah dilakukan diumumkan di media sejak sebulan lalu. Hal ini juga di gadang-gadangkan sebagai pembeda antara Aceh dan daerah-daerah lain yang ada di Indonesia. Terlebih lagi keputusan ini didukung oleh organisasi Islam yang ada Aceh.

“Agar Banda Aceh bisa menjadi kota Madani,” kata Rita yang malam itu memakai seragam lengkap Satpol PP, baret hingga papan nama.

Meski tak akan memberi sangsi pada siapapun yang membakarnya, namun pihaknya tetap berharap malam tahun baru bisa terlaksana tanpa ada percikan kembang api di langit Kutaraja.

Pukul 23.30 WIB. Kepadatan pengendara mobil dan sepeda motor semakin membludak, bahkan nyaris menimbulkan macet. muda-mudi pengguna sepeda motor semakin memeluk pasangannya lantaran cuaca semakin sejuk. Bulir hujan semakin banyak bertumpah di tanah Banda. Akibatnya, pihak keamanan semakin sibuk mengatasi lalu lintas dan kepadatan masyarakat yang menyesakkan pusat kota.

“Duummmm, Tasss,” sebuah suara keras dari langit mengejutkan semua orang yang memadati kawasan itu. sorak sorai pengendara dan masyarakat ikut membuat suasana saat itu meriah. Suara itu berulang hingga delapan kali.

Wakil Walikota, Illiza Sa`aduddin Djamal yang saat itu melihat langsung percikan kembang api itu dari jembatan Pante Pirak, menugaskan pihak Satpol PP-WH untuk mengamankan si pembakar mercon.

“Tolong dimanankan itu,” kata Illiza.

Suasana malam itu tiba-tiba berubah mencekam. Puluhan Satpol PP-WH berlari diantara kemacetan total di kawasan itu. semuanya mengejar pelaku yang berada di depan salah satu rumah makan siap saji asal amerika.

Seorang pria yang menggunakan baju biru dan celana jeans, diamankan. Tangannya dipegang erat dari belakang oleh satu orang anggota Satpol PP. Selebihnya memegang di bahu si pelaku. Sorakan masyarakat yang menyaksikan hal itu terdengar membahana. bahkan ada ejekan di sela-selanya. “Ka toet lom,” kata seorang pemuda.

Pria yang diketahui namanya Indra Saputra Siregar itu, kemudian dibawa ke markas Satpol PP-WH Banda Aceh untuk diamankan.

Malam itu satu kejadian seakan mengubah suasana menjadi tak karuan. Tapi itu hanya sesaat. Kebahagiaan tetap menyeruak di pusat kota Serambi Mekkah itu hingga menjelang pagi.

“Harapannya semoga di tahun 2014, segala sesuatu bisa lebih baik dari tahun sebelumnya,” kata wanita Anis yang saat itu memakai jilbab merah jambu itu. kepergian tahun 2013 dan hadirnya 2014 memberikan harapan baru bagi semua orang di tengah guyuran hujan yang semakin lebat. [Rayful Mudassir]  


Comments

  1. kejar-kejaran kita dek ama satpol PP-WH itu.
    what the .... new year 2014.
    hahahhaha

    ReplyDelete

Post a Comment